top of page
Sally Taher

Generation Gap: Penghambat atau Manfaat?


Kalimat berikut sudah terlalu sering saya dengar dari para profesional:


"Wah, sekarang sulit sekali bekerjasama dengan generasi muda. Mereka berbeda sekali perilakunya dengan jaman kita dulu".


Namun saya tetap pada kesimpulan bahwa "Generation Gap" akan membawa manfaat besar yang dapat membuat organisasi jauh lebih maju dibandingkan hanya bergantung pada karyawan lama yang produktivitasnya mungkin sudah banyak yang "flat" dan sulit berubah.


Sebagian besar organisasi tidak memiliki kemampuan bahkan keinginan untuk menyesuaikan dengan perilaku generasi muda. Mereka bertahan dengan sistem konvensional dalam hal rekrutmen, penilaian prestasi, pelatihan, kenaikan gaji & promosi, hingga jam kerja & tempat kerja yang kaku.


Dalam 5 tahun terakhir saya banyak melakukan uji coba memanfaatkan generasi muda, mulai dari program magang untuk mahasiswa berumur 19 tahun hingga yang baru saja lulus dari universitas.


Manfaatnya luar biasa!


Saya banyak belajar bahwa generasi muda memiliki hal-hal berikut:


  • Ide "out-of-the-box" yang belum pernah terpikir sebelumnya.

  • Energi positif & stamina yang tinggi dalam bekerja menjadikan transformasi menjadi lebih cepat bergulir.

Ada 4 langkah yang harus diambil oleh sebuah organisasi agar sukses mengambil manfaat dari generasi muda.


1. Ubah Pola Berpikir


"Generation Gap" bukanlah sebuah hambatan, melainkan sebuah kreatifitas. Semakin kita cerdas dalam menerapkan cara kreatif untuk bekerjasama dengan generasi muda, semakin banyak manfaat yang kita rasakan.


2. Ubah Cara Rekrutmen


Wawancara dengan cara melihat CV dan menanyakan pertanyaan yang membosankan sudah tidak lagi efektif.


Tantang para kandidat untuk melakukan presentasi singkat untuk menguji tingkat "Critical Thinking" mereka. Kirimkan artikel yang cukup sulit sebagai bahan presentasi, beberapa hari sebelumnya.


Melalui satu cara ini saja kita akan mengetahui banyak hal dari kandidat tersebut:


  • Critical thinking skills

  • Communication skills

  • Negotiation skills

  • Presentation skills

  • Level of self-confidence

  • Level of intelligence


3. Ubah Otoritas Pengambil Keputusan


Setelah kita puas dengan hasil presentasi di atas, maka tahap selanjutnya adalah memberikan otoritas kepada kandidat untuk melakukan pengambilan keputusan apakah mereka akan tetap ingin bergabung dengan organisasi kita setelah kita informasikan 10 hal berikut:


  1. Vision, Mission & Company Culture

  2. Organisation Chart

  3. Rights & Responsibilities

  4. Advantages & Challenges

  5. Job Description

  6. Career & Job Levelling Path

  7. Ranking & Promotion Criteria

  8. Performance Appraisal Methodology

  9. On-Boarding Training

  10. Compensation & Benefits


Be transparent before they join us and let them decide!


Apabila sebuah organisasi tidak mampu menginformasikan ke 10 hal di atas, pertanda organisasi tersebut tidak memiliki kebijakan yang jelas dalam mengelola karyawannya dan tidak memiliki "value" yang menarik untuk ditawarkan kepada generasi muda.


4. Ubah Cara Mengelola Generasi Muda


Be Humble. Jangan pernah merasa lebih pintar dan lebih tinggi dari generasi muda. Sejak awal, ajarkanlah apa yang sudah kita ketahui dan alami lalu dengarkan pendapat mereka. Dengan cara inilah kita bisa melakukan transformasi.


Be Smart. Generasi muda akan lebih produktif jika mereka tidak wajib berada di belakang meja. Ajaklah mereka secara rutin untuk berdiskusi topik-topik intelektual di tempat yang nyaman seperti café atau taman.


Be Confident. Jauhkan pekerjaan administrasi dari generasi muda yang berbakat karena hal ini jelas akan mematikan kreatifitas. Berikan kepercayaan untuk memimpin sebuah "pilot project" mulai dari skala yang kecil dan siapkan mereka untuk melakukan presentasi kepada manajemen perusahaan. Yakinkan diri kita bahwa mereka bisa!


Selamat mencoba.


Salam, Sally Taher Partner of Red & White Consulting Partners LLP

bottom of page